Makna Tarian Siwa Nataraja

Bagikan

Oleh: Mangku Suro

Kita sering kali mendengar atau membaca tentang pemaparan simbol Saraswati, Ganesha, Wisnu dengan Garudanya. Kita juga sering melihat arca atau gambar Siwa yang sedang menari, yang dikenal dengan Tarian Siwa Nataraja, tetapi jarang sekali yang membahas pengertian yang terkandung di dalamnya. Tarian Siwa Nataraja adalah simbol dari agama, seni dan ilmu pengetahuan digabungkan menjadi satu. Dalam tarian Brahman yang tanpa akhir dari penciptaan, pemeliharaan dan peleburan, tersembunyi suatu pengertian yang dalam tentang alam semesta kita.

Nataraja, Raja Tari, mempunyai empat tangan. Tangan kanan atas memegang drum/genderang dari mana hasil-hasil ciptaan terus keluar tiada hentinya (Tuhan adalah sumber dari segala ciptaan).

Tangan kanan bawah dalam posisi memberi restu, menggambarkan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sekaligus Maha Penghancur atau Maha Pelebur yang digambarkan pada tangan kiri atas yang memegang lidah api abadi yang berkobar.

Kaki kanan, berdiri Apasmarapurusha, menggambarkan jiwa yang untuk sementara waktu terbelenggu duniawi oleh kelambanannya, kebingungan dan kelalaiannya sendiri. Kaki kiri diangkat, menunjukkan lepasnya jiwa yang telah menjadi dewasa dari segala belenggu keterikatan.

Tangan kiri bawah mengarah menuju kaki suci itu menunjukkan keyakinan bahwa kaki suci Siwa adalah tempat berlindung bagi semuanya, jalan menuju pembebasan. Lingkaran api menggambarkan alam semesta dan terutama kesadaran sejati. Ia juga melingkari melahap semua yang ada sebagai penggambaran dari Sang Mahakala, “Sang Waktu”.

Ular cobra yang melilit di pinggang Nataraja adalah kundalini shakti, tenaga kosmik yang bersemayam di dalam semua ciptaan-Nya. Tarian Siwa Nataraja tidak hanya simbol. Ini berlangsung dalam diri kita masing-masing di level atomic. Waktu terasa semakin sempit untuk menyadari tarian Siwa ini.

Sang Mahakala tidak mau tahu, tidak pernah mau berkompromi, tidak mau tahu apakah kita masih kerepotan mengurusi keduniawian kita, Dia terus menggerogoti waktu kita yang tersisa dan memaksa kita untuk segera menyadari tarian Siwa yang sedang berlangsung dan akan terus berlangsung. “Penciptaan, pemeliharaan, peleburan, pembelengguan dan pembebasan” adalah lima babak dari tarian-Nya.

Sumber: http://www.facebook.com


Bagikan

About

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required