Pembunuhan Binatang Dilarang dalam Weda

Bagikan

Makhluk Hidup adalah Bagian dari Tuhan

Semua mahkluk hidup adalah bagian percikan dari Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki sifat yang sama seperti Tuhan. Karena itu keberadaan bagian percikan ini sewajarnya ia tidak boleh terlepas dari sumbernya. Namun demikian sebagai Sang Maha Pencipta Yang Maha Pemurah, Tuhan Yang Maha Esa telah senantiasa memberi kemerdekaan kepada para makhluk hidup untuk berkiprah menurut kehendak mereka masing-masing, sekalipun ia memilih untuk menikmati di luar hubungan dengan Tuhan, bersaing, atau bahkan menentang Tuhan sekalipun. Tuhan Yang Maha Esa tetap memberi dan menyediakan mereka sarana maupun fasilitas yang dibutuhkan.

Tuhan Memberi Jalan Menuju kepada Beliau

Meski seperempat bagian dari seluruh ciptaan semesta, yaitu seluruh tatanan planet-planet material dihuni oleh para mahluk hidup yang telah meninggalkan misi penciptaan yang paling hakiki ini, yaitu untuk menikmati dan berbahagia bersama-sama didalam hubungan pelayanan cinta bakti rohani dengan Tuhan, namun sebagai Ayah Yang Maha Karunia dan penuh kasih sayang, sepanjang masa senantiasa Beliau berkenan untuk tetap melengkapi makhluk hidup dengan hukum-hukum alam, kitab-kitab suci, dan orang-orang suci supaya makhluk hidup dapat belajar, berjalan dalam pencerahan untuk kembali kepada Tuhan.

Banyak dan Jenis Makhluk Hidup

Menurut Padma Purana, terdapat 8.400.000 jenis spesies makhluk hidup yang dicptakan Tuhan di dunia material ini, guna memberi badan wadag/fisik yang cocok bagi para jiwa menurut kama, guna, dan karmanya. 8.000.000 diantaranya adalah makhluk hidup yang berada di bawah taraf humanoid (ras manusia), yang mana mereka telah berjalan secara patuh menapaki rel hukum alam guna secara otomatis melaju menuju tahap evolusi berikutnya. Dalam evolusinya, makhluk-makhluk hidup ini belum memerlukan kitab-kitab suci, belum membutuhkan ajaran-ajaran suci, tentu saja mereka juga belum memahami misi orang-orang suci.

Kasih Sayang Tuhan

Akan tetapi tidaklah demikian halnya dengan keberadaan manusia yang telah memiliki tingkat kesadaran serta kecerdasan yang telah berkembang. Proses “ber-evolusi” menuju tingkat pencapaian yang lebih tinggi tidak terjadi secara otomatis seperti apa yang dialami oleh makhluk-makhluk hidup yang lebih rendah. Karena itu bagi ras manusia, khususnya ada resiko in-volusi, yaitu suatu kondisi kemerosotan yang sepadan dengan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan. Untuk mencegah terjadinya kemerosotan inilah kepada mereka Tuhan ciptakan kitab-kitab suci, Tuhan berikan ajaran-ajaran suci, juga sekaligus Beliau utuskan orang-orang suci. Karunia serta kasih sayang Beliau masih belum juga berhenti sampai di situ, hingga Beliau pun “harus” turun baik dalam wujud arca wigraha maupun terkadang turun langsung berawatara. Sekali lagi ini tiada lain hanyalah demi keselamatan dan demi kesejahteraan para makhluk hidup itu sekalian.

Keserakahan manusia

Tumbuh-tumbuhan, binatang serta kehidupan rendah lainnya adalah makhluk hidup yang telah membawa karmanya, yang mana dalam kehidupan ini mereka tidak beraktivitas dosa apapun. Ini karena mereka telah berada di dalam rel yang tidak menyimpang atau di dalam rel di mana mereka secara pasti akan maju menapaki jenjang evolusi.

Tidak demikian halnya dengan keberadaan manusia, apalagi di jaman Kali/Kali Yuga seperti sekarang ini, meski telah banyak ajaran-ajaran suci diturunkan, meski telah berganti utusan-utusan Tuhan dan orang-orang suci didatangkan, tetap saja sebagai akibat keinginan manusia untuk menikmati secara sendiri-sendiri, terpisah dari Tuhan, atau self ego, ini tidak saja membuat manusia telah lebih banyak menggunakan “kelebihannya” guna menyiasati alam beserta hukum-hukumnya, tetapi juga lebih banyak dipergunakan untuk memperdaya, mengakali dan bahkan memakan makhluk-mahkluk hidup lemah lainnya yang tak berdosa, yang sewajarnya mahkluk-makhluk lemah ini mereka perlakukan sebagai adik-adiknya sendiri, mengingat mereka telah Tuhan titipkan kepada kita untuk kita jaga, kita pelihara dan diselamatkan.

(bersambung)

Sumber : Kitab Manawa Dharmasastra
Kitab Bhagawad Gita menurut aslinya, oleh A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada
Majalah Mahayajna seri kelima tahun kedua


Bagikan

About

You may also like...

One thought on “Pembunuhan Binatang Dilarang dalam Weda

Your email will not be published. Name and Email fields are required