Oleh: Shri Danu. D.P (I W Sudarma)
Om Swastyastu,
Para bakta sedharma yang terkasih dalam lindungan Sang Hyang Widhi Wasa,
Kehidupan  manusia  akan  sangat  sempurna  bila  dijadikan  sebuah  sadhana,  setiap  saat  adalah  hari  yang  baik  untuk  memulai  sadhana,  sadhana  harus  mampu  memperluas  pandangan,  memperkaya  pengalaman  dan  menggembirakan  jivatman  untuk  bersatu  dengan  paramatman.
Mungkin  sering  timbul  pertanyaan  berikut  ini ; Mengapa  Beliau  tak  terlihat? Itu  pertanyaan  yang  bagus;  Beliau  adalah  laksana  keju  dalam  susu,  pada  setiap  tetesnya  dengan  sempurna.  Apabila  ingin  melihat  rupa  keju,  maka  proses  tertentu  harus  dilakukan, yaitu;  direbus  dahulu,  dibekukan,  ditumbuk  dan  seterusnya.  Begitu  pula  dalam  sadhana,  dengan  mengucapkan  berulang – ulang  nama  Tuhan,  Dia  yang  bersemayam  didalam  hati  dapat  dilihat.  Dan  tentunya  sadhana  ini  harus  disertai  dengan  vairagya yaitu  kewajiban  tanpa  pamrih.
Apabila membuat sumur bor untuk mendapatkan air dari perut bumi, maka pipa harus dibuat hampa udara, sehingga air dapat memancur keluar dari perut bumi. Apabila tidak hampa udara maka air tak dapat keluar. Begitu juga, pastikanlah agar sadhana bersih dari keterikatan duniawi, agar sadhana tidak dapat dirusak olehnya. Cinta kasih tak akan muncul apabila kenikmatan indriawi dan kebanggaan diri telah menguasai pikiran
Ada  tiga  hal  yang  perlu  diperhatikan  oleh  seseorang, yaitu ;
a. Aku  tidak  akan  memikirkan  sesuatu  selain  Tuhan
b. Aku  tidak  akan  melakukan  sesuatu  tanpa  seizin  Tuhan
c. Perhatian  kita  sepenuhnya  dipusatkan  pada  Tuhan.
Sadhana untuk memusatkan kepada Tuhan baik melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan sama sekali tidak dipengaruhi oleh asrama dharma maupun varna dharma. Namun keduanya akan mempengaruhi mereka yang hidup diatas kesadaran bahwa badan dianggap sebagai Kenyataan dan bertindak seolah – olah dunia ini mutlak dan kekal.
Disiplin spiritual, misalkan dengan menggiatkan japa, dhyana, seva dan sankirtan semuanya ini menghasilkan tujuan yang sama untuk menghindarkan masyarakat manusia tenggelam dalam kubangan hewani. Meletakan harapan sepenuhnya pada nasib dan tetap diam berarti mengurangi usaha. Dengan usaha dan doa, nasib yang baru akan dapat dicapai. Tanpa usaha dan doa, nasib dan berkah tidak dapat diperoleh. Karena itu lakukan sadhana, yaitu disiplin spiritual.
Orang ragu – ragu memasuki lapangan sadhana, meskipun mereka mengharapkan untuk memetik kegembiraan. Banyak yang enggan menggunakan tenaga sedikit juapun, tetapi berharap moksa jatuh dari ke atas pangkuannya. Mereka ingin memiiki pandangan Ketuhanan yang disuntikan tanpa rasa sakit di otaknya. Ada suatu cerita, ketika Maitreyi diberi harta benda yang banyak jumlahnya oleh Yajñavalkya dalam bentuk emas dan ternak, ketika ia meninggalkan tanah dan tempat tinggalnya, demi pencarian spiritualnta, Maitreyi bertanya kepadanya, apakah barang – barang tersebut berguna baginya dalam pencariannya itu? Dan suaminya menjawab bahwa barang – barang itu hanya bersifat sementara dan sangat murah bila dibandingkan dengan kekayaan pengalaman spiritual, akhirnya Maitreyi mengesampingkannya dan berusaha mendapatkan kekayaan dengan tapa dan sraddha.
Itulah angan – angan tinggi dari seorang Maitreyi dan ia berhasil menggapainya. Banyak manusia yang berangan-angan tinggi tapi tidak berusaha untuk mencapai ketinggian tersebut. Banyak orang orang yang memasuki toko dan memilih kain untuk bahan celananya atau kemeja dan memilih yang warna hitam, apa alasan memilih warna yang hitam dan tidak menyukai yang putih? Karena yang hitam mampu menyembunyikan kotoran. Keinginan tidak diusahakan untuk menyisihkan kotoran, tetapi menyembunyikannya dari pandangan. Inilah yang merupakan kelemahan menyeluruh. Orang-orang malu karena kotoran tetapi tidak berusaha untuk membuangnya yaitu dengan sadhana. Berkah Tuhan merupakan curahan air hujan, laksana sinar matahari. Untuk menggapainya harus melaksanakan sadhana. Seperti musik yang disiarkan oleh pemancar radio, semuanya berada di sekitarmu tetapi harus menghidupkan dan menyetel pesawat radio penerima pada gelombang yang benar sehingga dapat mendengarkan dan menikmatinya.
Seorang Svami di India mengatakan, dimanapun kamu berada, apapun yang kamu kerjakan, lakukan itu sebagai tindakan bakti, sebagai pengabdian, pemujaan Tuhan, sebagai pemberi inspirasi, sebagai saksi Yang Maha Kuasa. Janganlah membagi kegiatan menjadi ‘ ini untuk kepentinganku ‘ dan ‘ ini untuk kepentingan Tuhan ‘. Apabila kita mempersembahkan semua kegiatan di bawah kaki Tuhan dengan membebaskannya dari bekas-bekas sisa rasa kemilikan, akibatnya tidak akan mengikat kita dan kita dibebaskan dan mendapat moksa.
Ada  4  hal  di  mana  setiap  orang  harus  memperhatikannya ;
1. Siapakah  diriku  ini?
2. Dari  manakah  asal  mula  diriku  ini?
3. Akan  kemanakah  aku  ini  pergi?
4. Untuk  berapa  lamakah  aku  berada  disini?
Kitab Catur Veda memberikan jawaban terhadap keempat pertanyaan tersebut. Dan semua pertanyaan – pertanyaan spiritual dimulai dengan keempat pertanyaan itu dan usahakan untuk mendapatkan jawabannya. Andaikata ada surat dimasukan ke dalam kotak surat tanpa alamat kemana surat tersebut harus dikirim atau dari mana surat itu berasal; surat itu tidak akan sampai dimana-mana. Merupakan pengorbanan atau kesia-siaan untuk menulisnya. Surat itu akan dikumpulkan sebagai surat-surat buntu. Demikian juga keadaannya, merupakan suatu hal yang sia-sia untuk lahir kedunia ini, apabila tidak mengetahui dari mana asal kita datang, kemana kita akan pergi. Sang jiwa atau atma akan terperangkap dalam siklus lahir mati dan tak akan pernah menemukan dirinya. Untuk mendapat jawaban yang benar, sadhana, sangatlah penting. Jawaban ini harus merupakan bagian dari pengalaman. Jadi jangan hanya memperoleh jawaban dari membaca saja tapi carilah jawaban itu dari pengalaman.
Bila kita hendak menyambung listrik dari pusat listrik ke tempat tinggal untuk menerangi rumah, maka harus didirikan tiang-tiang pada jarak yang teratur dan menghubungkan rumah dengan pusat tenaga dengan kabel. Begitu juga bila kita ingin memperoleh karunia Tuhan, sadhana harus dilakukan dengan teratur dan hubungkan dirimu dengan Tuhan memakai kabel smaranam, japa, dhyana atau yang lainnya.
Kita harus percaya bahwa Tuhan selalu menopang kita. Apabila Tuhan tidak menopang kita maka jatuhlah kita. Apapun yang kita kerjakan, dimanapun kita ditempatkan, maka harus percaya bahwa Tuhan telah menempatkan kita disana untuk pekerjaan itu, kemudian itu akan merupakan suatu pendidikan yaitu suatu sadhana. Setiap hari dengan setiap kegiatan, setiap pikiran, setiap ucapan, harus mendekat lagi kepada Tuhan, yang akan menganugerahi dengan kebahagiaan tertinggi. Kenalilah pada setiap makhluk, setiap manusia, seorang saudara, sebagai anak Tuhan dan buanglah segala pikiran yang terbatas dan prasangka yang didasarkan atas status, warna dan klas, daerah dan kasta.
Semoga tulisan singkat yang tidak sempurna ini dapat memberikan setitik cahaya bagi kemajuan penghayatan kita terhadap keuniversalan Weda dan keutamaan kita sebagai manusia.
Ya Tuhan semoga setiap hari Semua mahluk mendapatkan kebahagiaan
Semoga semua mahluk mendapatkan kedamaian
Semoga semua mahluk bersatu dalam kebenaran
Semoga semuanya tiada yang menderita
Om Shantih Shantih Shantih Om
 
			             
			             
			             
			             
			