Santi Puja

Bagikan

Terkait dengan akan dilaksanakannya Santi Puja Nasional banyak umat yang mempertanyakan tentang apa itu Santi Puja dan apakah ada dasar sastranya?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita melihat kebelakang semenjak para pinandita mengikrarkan dirinya untuk bernaung didalam sebuah wadah yang namanya PSN (Panandita Sangraha Nusantara) dalam proses perjalannya menemukan sebuah konsep yang namanya Santi Puja dan dilaksanakan atas kesepakatan para pinandita yang dibimbing langsung oleh Ida Pedanda Gede Panji Sogata. Sekarang sudah menjadi budaya yang religius, yang hampir di setiap piodalan pura-pura yang ada di jabodetabek, sebelum piodalan itu dilaksanakan menjelang mendekati hari “H” nya akan didahului dengan kegiatan Santi Puja,  ini adalah sebuah pemikiran cerdas dan brilian, kenapa demikian, karena setelah saya cari di dalam susastra-susatra Hindu saya menemukan di dalam Kitab Suci Yajurveda. XXXVI.17. Di situ dijelaskan tentang pentingnya Saanti Mantra:

Om dyauh santir antariksam santir perthivi santir apah santir osadayah santih.
Vanaspatayah santir visve devah santir brahma santih sarvam santih santir eva santih sa ma santir edhi.

Oh Tuhan, semoga tercipta kedamaian, di sorga loka, dan kedamian di antariksaloka, kedamian di bumi, kedamaian diseluruh banaspati (hutan), dan kedamian diantara dewa-dewa dan damai diseluruh jagat raya, damai diseluruh penjuru, dan kedamaian tersebut datang kepada kami dan menyebar kemana-mana.

Ketika dunia memasuki konflik sosio politik, yang mengakibatkan manusia tidak pernah merasa tenang dan selalu merasa takut, untuk itu Tuhan menurunkan mantra tersebut, agar kita selalu mendapatkan  kedamaian dalam kehidupan ini. Seperti seorang ayah mengajarkan kepada anaknya agar melakukan perbuatan itu. Demikia  juga Tuhan layaknya seperti ayah kita memberikan mantra-mantra supaya kita bisa mengucapkan dan sebaliknya menerima karuni-Nya. Untuk itu dalam mantra tersebut dijelaskan suatu permohonan supaya tercipta suasana di ketiga dunia; pertiviloka, antariksaloka dan svargaloka, menerima kedamian, dan kedamian itu juga supaya dilimpahkan kepada kita juga. Selain kedamaian di ketiga Triloka juga dimohon kepada Tuhan supaya tercipta kedamaian di air/samudra supaya air yang kita dapatkan dari Dewa Indra selalu memberikan kesehatan dan menjadi amrta bagi kita.

Osadhaya berarti supaya pada waktu kita sakit, obat-obatan dapat menyembuhkan kita, dan tidak beracun, untuk itu dimohon agar kedamaian pada obat-obatan/usada selalu ada.

Vanaspatayah berarti damai pada tumbuh-tumbuhan dan makanan. Disana dimohon supaya makanan apapun yg kita dapatkan bergizi dan sehat. Demikian juga seluruh banaspati agar diliputi kedamian, dan di bumi ini supaya tidak terjadi kebakaran dan kerusakan hutan-hutan, serta penuh dengan suasana alami. Juga dimohon agar para dewa selalu mendapatkan kedamian dan para dewa tersebut tidak sampai marah kepada kita.

Brahma berasal dari kata brhad (besar). Untuk seluruh jagat raya dimohonkan kedamian. Demikian juga di bumi ini, kemanapun kita pergi supaya tercipta kedamian. Pada akhir mantra tersebut disebutkan bahwa semua kedamian datang kepada kita.

Dalam mantra tersebut dijelaskan, untuk menciptakan suasana damai di antara sesama manusia, dengan Tuhan dan dengan alam semesta, perlu dilakukan Santi Puja karena manfaatnya sangat baik sekali dalam menjadikan alam semesta dan segala isinya harmoni.

Mohon maaf tidak bermaksud untuk menggurui, tetapi karena atas dorongan hati nurani yang tulus sebagai “sumbangsih pemikiran”, sehingga umat semakin kuat dalam melaksanakan sradha dan bhakti nya kepada Tuhan.

Tan Hana Wong Anulus nunas geng rna sinampura,

Om Saanti, Saanti, Saanti Om.

Oleh: Wayan Kantun Mandara

 


Bagikan

About

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required